Usman Bin Muhammad Ali

Prajurit Pembela kemerdekaan

Usman Bin Muhammad Ali telah menjadi topik pembicaraan beberapa waktu lalu,, karena usaha dia dan 2 orang lainnya untuk mensabotase Singapura pada tahun1965 dan atas pemberian nama sebuah kapal yang akan diberangkatkan ke sebuah pameran di Singapura.

Usman Bin Muhammad Ali alias Janatin lahir di Jatisobo, Banyumas, tanggal 18 Maret 1943. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP ( Sekolah Menengah Petama), Usman memasuki dinas militer pada Korps Komando Angkatan Laut (KKO) sejak tanggal 1 Juni 1962. Ketika Usman memasuki dinas militer, Indonesia tengah mengalami konflik tentang sengketa politik dengan Malaysia.

Usman adalah sosok prajurit yang tegas, disiplin dan dinilai cakap menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Melalui seleksi yang ketat, Usman kemudian terpilih menjadi salah satu prajurit yang mendapat tugas yang sangat berbahaya yaitu : menyusup ke Singapura dan membuat sabotase di sana!

Bersama dengan Harun bin Said dan Gani bin Arup, Usman berhasil masuk ke Singapura tapa dicurigai. Mereka juga berhasil meledakkan bangunan Mc Donald di Singapura dalam usaha mereka untuk membuat sabotase pada tanggal 10 Maret 1965. Setelah membuat sabotase, mereka meninggalkan Singapura untuk menuju pulau Sambu yang menjadi pangkalan semula. Namun, perahu bat yang ditumpangi mereka mendadak rusak. Pasukan khusus Australia menangkap keduanya di pelabuhan Singapura.

Usman ditangkap dan dipenjara. Dalam pengadilan Singapura, Usman terbukti bersalah dan divonis hukuman mati. Pemerintah Indonesia telah berusaha sekuat tenaga dan berbagai cara, namun tetap tidak dapat merubah keputusan pangadilan Singapura.

Pada tanggal 17 Oktober 1968 Usman menjalani hukuman mati di tiang gantung di dalam penjara Changi, Singapura. Jenazahnya lalu dibawa ke Indonesia untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemerintah Indonesia mengangkat Usman bin Muhammad Ali sebagai pahlawan Pembela Kemerdekaan pada waktu kematiannya.