1. PESAWAT TEMPUR SUKHOI SU 27 DAN SUKHOI SU-30
Seperti diketahui Australia juga menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia komunikasi anti sadap. Pesawat ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300 mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan memaksimalkan kemampuan teknologi intip mengintipnya pada latihan gabungan angkatan udara 6 negara ini.
Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh. Selain keunggulan udara jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar. Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di Rusia sangat menggentarkan karena mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr. Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh.
Dengan sekali isi ulang avtur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan. Instrumen avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display). Sistem navigasi terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P. Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom. Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2 perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot. Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan betapa bergengsinya pitch black ini. Selain jet tempur Australia menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C. Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550 sementar Indonesia mengirim 2 Hercules. Diantara semua negara peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya karena seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur. Mereka hanya mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat. Dan ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antar negara diharapkan mampu memberikan kualitas pengalaman bagi personil militer masing-masing negara terutama dalam mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan. Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu disamping menjalani diplomasi militer tentunya.
2. PESAWAT TEMPUR SUPER TUCANO
Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara terus memperkuat alat utama sistem persenjataan. Sabtu, 1 September kemarin, empat pesawat super tucano dari Brasil tiba di Indonesia.
Pembelian enam pesawat itu dimaksudkan untuk memperkuat skuadron udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang. Pesawat buatan Brasil 16 unit itu dibeli dengan total biaya USD 143 juta atau sekira Rp1,3 triliun. Pembelian ini dilakukan dalam beberapa tahap.
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau), Marsdya TNI Dede Rusamsi mengatakan, untuk tahap pertama didatangkan empat pesawat yang telah tiba di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Sabtu kemarin.
"Tahap selanjutnya, pada bulan Januari 2013 akan tiba empat pesawat lagi dan seterusnya hingga lengkap 16 buah pesawat. Setiap tahapnya akan dikirim empat buah pesawat," ujar Dede di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur kemarin.
Pesawat Super Tucano TNI AU ini memiliki warna dasar doreng abu-abu dengan tambahan lukisan moncong hiu berwarna merah atau cocor merah sesuai tradisi skuadron sejak pesawat P-51 Mustang.
"Pemilihan warna ini sudah sesuai dengan survei di mana dengan warna ini berguna dalam hal kamuflase disesuaikan dengan kondisi Indonesia yang bergunung dan berbukitm" jelasnya.
Dede menambahkan pesawat ini sudah lama dinantikan. Ke depan pesawat ini akan digunakan untuk melindungi kedaulatan di seluruh wilayah NKRI.
Menurut dia, pesawat yang dibeli TNI AU ini adalah tipe EMB-314 berkemampuan serang antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (closed air support), penyekatan (interdiction) dan pertahanan udara (kecepatan rendah), dengan kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara (air surveillance).
"Pesawat ini bermesin tunggal Turboprop Pratt & Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda dan sanggup terbang sejauh 1400 km atau 3,5 jam terbang namun bila ditambah drop tank atau tangki tambahan mampu terbang lebih jauh sejauh 2.855 km/jam atau 7,5 jam terbang. Kecepatan pesawat maksimum 320 knot/580 kmph dengan kecepatan o[erasi normal 280 knot/500 kmph," jelasnya.
Kedatangan empat pesawat Super Tucano yang memiliki warna dasar doreng abu-abu dengan nomor ekor TT-3101, TT-3102, TT 3103 dan TT 3104 ini diterbangkan langsung dari pabrik Embarer di San Jose dos Campos Brasil pada tanggal 20 Agustus 2012 dipimpin oleh Kapten Pilot Carlos Alberto beserta tujuh pilot lainnya yang melintasi 12 negara dimulai dari Brasil, Cape Verde, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, dan Thailand. Rencananya, Minggu 2 September hari ini, keempat pesawat itu akan tiba di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.
Ia menambahkan sebelum diterbangkan ke Indonesia keempat pesawat ini telah mendapat pemeriksaan meliputi klarifikasi dokumen, pencocokkan komponen pesawat, interior pesawat dan uji terbang yang melibatkan personel ahli dan penerbang uji TNI AU.(*/pap)
3. Kapal Perang KRI
Ciri khas Yakhont dilengkapi air intake mirip pesawat tempur MIG era masa lalu
Rudal Yakhont/P-800/Brahmos merupakan rudal buatan rusia yang hanya digunakan oleh 3 Negara saja di dunia ini.yaitu Rusia,Indonesia dan India.di India rudal ini dinamakan Brahmos,karena India sendiri mendapatkan lisensi untuk membuat rudal ini di India.rudal yang memiliki jarak tembak 300KM dengan kecepatan 2,5 Mach atau 2 Kali Lebih kecepatan suara.rudal ini dapat ditembakkan di lewat Darat,Laut(Kapal Perang) dan Pesawat Tempur.namun rudal ini lebih condong diluncurkan lewat Kapal Perang ataupun di Darat.karena rudal in sangat berat dan terbilang besar sehingga kurang cocok jika diluncurkan di pesawat tempur.
Untuk pertama kalinya pada hari Rabu, 20 April 2011, sebuah rudal Yakhont berhasil di ujicoba tembak oleh TNI AL di perairan selat sunda (Samudera Hindia). Lewat ujicoba ini akhirnya ditehaui penempatan Yakhont, yakni di jenis frigat TNI AL kelas Van Speijk buatan Belanda. Saat ujicoba 20 April, Yakhont diluncurkan dari KRI Oswal Siahaan (354). Dalam ujicoba, sasaran tembak Yakhont berada di lintas cakrawala, yakni menghantam target dengan jarak 135 mil laut atau sekitar 250 km. Target Yakhont adalah eks KRI Teluk Bayur (502), sebuah LST (landing ship tank) keluaran tahun 1942 yang dibuat di Amerika Serikat.
untuk kawasan Asean saat ini Rudal Yakhont yang dimiliki indonesia lah yang sangat canggih di Asean untuk kelas rudal permukaan-permukaan dan permukaan-daratan.
Menurut informasi dari situs Kementrian Pertahanan RI, saat ini 16 KRI sudah dipasang rudal Yakhont, yaitu enam pada kapal jenis frigat dan 10 di kapal perang Korvet. Masing-masing frigat dipasang delapan unit Yakhont sedangkan Korvet sebanyak empat unit. Pemasangan dilakukan sepenuhnya oleh PT PAL Surabaya.
Tanpa banyak gembar-gembor, TNI AL kini punya kapal perang berdesain tercanggih. Hebatnya, kapal perang itu dirancang dan dibuat di dalam negeri, tepatnya di galangan kapal North Sea Boats di Banyuwangi, Jawa Timur.
Melihat penampilannya, kapal perang yang bisa digolongkan sebagai kapal cepat rudal (KCR) ini memang segarang namanya yaitu KRI Klewang. Desainnya yang mengambil bentuk trimaran alias kapal berlunas tiga jelas tidak biasa. Bahkan desain kapal perang seperti ini selama ini baru diadopsi oleh AS dan sejumlah negara Eropa, itu pun belum dipergunakan secara luas.
Yang tak kalah unik adalah material pembuat bodinya yang terbuat dari serat karbon vinylester, yang diaplikasikan untuk membuat bodi yang juga berdesain siluman ataustealth, yang membuat kapal perang ini lebih sulit dideteksi radar. Kapal ini dibuat setelah melalui proses riset dan pengembangan selama 24 bulan dengan menggandeng perusahaan desain kapal asal Selandia Baru, LOMOCean.
Seperti dijelaskan dalam rilis dari North Sea Boats, penggunan bahan baku carbon foam sandwich untuk aplikasi kapal dalam skala yang luas seperti ini adalah suatu hal yang belum pernah dilakukan di luar Eropa dan merupakan suatu representasi kemutakhiran teknologi di bidang rekayasa structural dan produksi. Salah satu rujukan desain kapal ini adalah trimaran kapal balap Earthrace, pemegang rekor keliling dunia tercepat.
Desain trimaran yang diadopsi ini, dengan lambung yang dangkal, disebut memberikan kemampuan pada kapal untuk berpatroli di kawasan pesisir yang dangkal. Bentuk lambung dirancang agar kapal dapat melaju dengan kecepatan yang tinggi namun dengan tetap memperhatikan kenyamanan untuk beroperasi di perairan garis pantai kepulauan di Indonesia.
Desain dan material pembuat bodi kapal itu menawarkan banyak keunggulan, di antaranya lebih ringan, namun sekaligus lebih kuat dan tahan lama karena material komposit serat karbon tidak akan berkarat dengan batas kelelahan material (material fatigue) lebih tinggi. Sistem penggeraknya ditenagai mesin diesel MAN Marine V 12 dan waterjet MJP 550 yang terletak di lunas tengah dan juga di masing lunas kiri dan kanan guna menghasilkan tenaga pendorong yang maksimum dan kemampuan bermanuver yang baik.
Kapal sepanjang 63 meter yang memiliki tiga lantai dek ini bakal diawaki 29 personel. Untuk mendukung operasinya, kapal ini bisa membopong perahu motor jenis Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) sepanjang 11 meter) yang dapat dipergunakan untuk penerjunan personel pasukan khusus.
KRI Klewang bisa dipersenjatai dengan aneka rudal permukaan-ke-permukaan serta meriam dan senjata tembak cepat sebagai sarana beladiri yang bisa diletakkan tersembunyi di dalam bodi kapal sehingga menjamin keunggulan kapal berdesain siluman ini agar tak mudah dideteksi radar. (northseaboats.com)
Agar kemampuannya segarang namanya, KRI Klewang dipersiapkan untuk bisa dipersenjatai dengan berbagai tipe/sistim rudal, seperti rudal permukaan-ke-permukaan C705 buatan China, RBS15, Penguin atau Exocet, meriam 40–57 mm serta senjata tembak cepat Close in Weapon System (CIWS). Senjata atau rudal ini dapat ditempatkan di bagian tertinggi di atas dek, yang mana hal ini akan memberikan kemampuan penglihatan dan penembakan yang baik. Sensor juga dapat ditempatkan di bagian yang sama. Kesemua hal tersebut tidak akan mengurangi stabilitas kapal ini.
Setelah jadi dan diluncurkan dari galangannya akhir Agustus lalu, kapal ini masih akan menjalani serangkaian uji coba di laut serta pemasangan sistem deteksi dan persenjataan. Kapal pertama dari empat kapal bertipe serupa yang dipesan TNI AL ini ditargetkan bisa beroperasi penuh pada awal 2013.
Spesifikasi Umum:
Panjang total: 63 meter
Lebar: 16 meter
Batas air: 1,2 meter
Kecepatan maksimal: 30+ knots
Daya jangkau: 2.000+ mil laut
Kapasitas tangki BBM: 50.000 liter
Mesin utama: 4 x MAN Marine Diesel
5. Kapal Selam tipe BNV
Sehubungan dengan kerja sama militer antara Rusia dan Indonesia, Ivanov menekankan tentang kerja sama antara angkatan laut kedua negara. Sebagai negara kepulauan yang terluas di dunia, ujarnya, Indonesia perlu memiliki angkatan laut yang kuat. Indonesia telah membeli kapal selam tipe BNV dengan tipe terbaru dengan teknologi termodern dari Rusia. Kapal selam ini antara lain mampu mengejar target dalam posisi di dalam laut ataupun di permukaan laut.
6. TANK
A. TANK BMP-3F
Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontrak pembelian 37 unit tank BMP-3F seri kedua buatan Rusia. Tank-tank tersebut nantinya akan digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk memenuhi kebutuhan pertahanan.
Dari segi teknologi, kendaraan tempur ini diklaim hampir sempurna. BMP-3F dipersenjatai meriam 100 mm, senapan mesin 7.62 mm, serta peluru kendali anti-tank sehingga bisa digunakan untuk pertarungan langsung.
BMP-3F memiliki bobot kurang lebih 18,7 ton, panjang sekitar 7,2 meter, lebar 3,3 meter dan tinggi 2,45 meter. Kapasitas awak tiga orang serta tujuh personel pasukan bersenjata lengkap. Tank ini memiliki lapisan pelindung lebih tebal dari pengangkut personel lapis baja. Kendaraan ini juga sudah dipakai untuk menggantikan peran tank ringan.
Dari segi bobot, BMP-3F merupakan kendaraan tempur kavaleri terberat yang yang dimiliki Korps Marinir saat ini. Bila dibanding tank-tank ringan milik TNI-AD, BMP-3F dinilai jauh lebih unggul dengan adopsi kanon 100 mm.
Selain Indonesia dan Rusia, BMP-3F ini juga telah digunakan angkatan bersenjata Ukraina, Sri Lanka, Siprus, Kuwait, Uni Emirat Arab dan Korea Selatan.
Pengadaan tank produksi Rosoboronext ini bukanlah pertama kalinya dilakukan. Pada tahun 2008 Indonesia telah membeli 17 unit BMP.
Secara teori dan fungsi asasinya, Tank BMP-3F masuk dalam kelas tank angkut personel atau dikenal sebagai kendaraan tempur infanteri (Infantry Fighting Vehicle/IFV) dan juga dikenal sebagai sebuah kendaraan tempur infanteri mekanis (also known as a Mechanized Infantry Combat Vehicle / MICV). Tank BMP-3F adalah variant dan menjadi penerus dari generasi BMP-2/BVP-2, tapi BMP-3F didisain dengan persenjataan(armament) yang lumayan “menakutkan” dikelasnya. Dari beberapa varian BMP-3, tipe 3F dirancang dengan kemampuan untuk bisa berenang di air dengan lebih baik, yakni mampu menerjang ombak laut di level 2, dan bisa beroperasi di laut selama 7 jam. Untuk menunjang kemampuan amfibinya, BMP-3F juga dilengkapi dengan snorkel.
Senjata andalan BMP-3F adalah kanon kaliber 100 mm. Kanon ini dirancang untuk menembakkan peluru/roket non-kendali (shell) dan termasuk dalam kategori balistik sedang, dengan kecepatan tembak pada low rate of fire berkisar antara 200-300 peluru/menit dan pada high rate of fire berkisar antara 550 peluru/menit. Selain itu terdapat platform peluncur rudal kendali anti tank (Anti Tank Guide Missile/ATGM), baik yang diluncurkan langsung melalui laras meriam (laser guided system) maupun yang terpasang pada badan Ranpur.
Konstruksi persenjataan BMP-3F merupakan penggabungan dalam satu komponen(single-turet): meriam, peluncur roket berkaliber 100 mm, kanon otomatis berkaliber 30 mm dan mitraliur berkaliber 7,62 mm. Dengan penggabungan ini memungkinkan kru tank dapat memilih model keperluan penggunaan senjata yang tersedia dikaitkan dengan situasi, kondisi serta medan tempur, tergantung sasaran yang dipilih untuk dihancurkan baik sasaran di darat, laut maupun udara.
BMP-3F memiliki berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang 8 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 2,5 meter, kapasitas awak 3 orang serta 7 personel infanteri bersenjata lengkap. Bila dipandang dari segi bobot, BMP-3F kini menduduki kendaraan tempur kavaleri terberat yang yang dimiliki Korps baret ungu, bahkan menjadi arsenal ranpur kelas berat nomer satu dibanding beragam jenis tank yang dimiliki TNI-AD. Bila dibanding tank-tank ringan milik TNI-AD, BMP-3F jauh lebih unggul dengan adopsi kanon 100 mm.
Sebagai perbandingan, andalan kavaleri TNI-AD sampai kini masih bertumpu pada kanon 90 mm cockerill, seperti yang terdapat pada tank Scorpion. BMP-3F mampu "berlari" dengan kecepatan 45 km/jam di medan berlumpur, 70 km/jam di jalan raya dan 10 km/jam di air dan mampu berjalan mundur dengan kecepatan 20 km/jam serta memiliki kemampuan jelajah 600 km/jam.
Hadirnya kendaraan tempur "canggih" Tank BMP-3F memperkuat jajaran Korps Marinir TNI AL sudah barang tentu akan meningkatkan kemampuan daya tempur dalam mengemban tugas pokok sebagai pasukan pendarat amfibi dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Peningkatan kemampuan daya tempur (kolabirasi daya gerak dan daya tembak) tersebut sekaligus akan membawa konsekwensi bahwa, satuan-satuan kavaleri marinir tidak lagi berperan hanya sebagai unsur bantuan dalam suatu operasi, baik pada operasi serangan maupun dalam operasi pertahanan. Akan tetapi, dengan multi kelebihan yang dimiliki kendaraan tempur Tank BMP-3F, maka satruan-satuan kavaleri marinir dapat berperan sebagai satuan manuver layaknya seperti satuan infanteri.
B. TANK LEOPARD
Leopard Revolution atau Ri adalah salah satu varian terbaru yang merupakan pengembangan dari Leopard 2A4. Tank ini diproduksi oleh pabrik persenjataan berat Jerman, Rheinmetall. Leopard Revolution pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010, dan menurut analis militer tank ini juga sering disebut sebagai Leopard 2A4 Evolution. Leopard 2A4 sendiri adalah salah satu varian Leopard 2 yang paling banyak diproduksi dan dipakai di banyak negara dalam jumlah besar.
Dari segi harga, Leopard Revolution jauh lebih mahal dari varian 2A4 yaitu AS$1,7 juta per unit, atau kalau dirupiahkan senilai 16,3 miliar rupiah per unit. Sementara varian 2A4 harganya "hanya" AS$700 ribu atau 6,7 miliar per unit.
Kemampuan
Dari segi tampilan, memang ada perbedaan di antara kedua tank yang memang "bersaudara" ini. Yang paling jelas terlihat perbedaannya adalah pada turret (kubah) meriamnya. Leopard Revolution memiliki turret meriam yang sisinya bersudut miring dan tajam, sementara 2A4 turretnya berbentuk kotak. “Visi dan misi” kedua varian ini pun berbeda.
Sang pendahulu yaitu Leopard 2A4 yang dikembangkan di era 1980-an mengangkat konsep peperangan kala itu yaitu perang terbuka melawan Blok Timur Uni Soviet di medan terbuka. Sementara Leopard Revolution sebagai generasi tahun 2000 dirancang untuk diterjunkan pada peperangan yang pada praktiknya justru paling banyak dijalani negara-negara Barat saat ini yaitu perang gerilya dan perang kota, seperti yang dihadapi pasukan NATO di Afghanistan dan belajar dari apa yang dialami pasukan AS dan Inggris di Irak - Pada perang Teluk I, Irak memenangi perang kota walaupun harus menghadapi musuh yang besar yaitu AS dan Inggris berikut koalisinya-.
Referensi : Military Today & Solopost
7. Rudal Produksi dalam Negeri
Indonesia sukses melakukan uji coba terbang roket RX-420, Kamis, 2 Juli kemarin. Roket dengan jarak tempuh 101 kilometer dan dapat mencapai ketinggian 53 kilometer itu merupakan roket terbesar yang pernah diuji.
Uji terbang roket itu merupakan tahapan untuk membangun Roket Pengorbit Satelit (RPS) yang diharapkan terbang pada 2014. Roket ini memiliki sudut elevasi (kemiringan) 700. Selain itu, RX-420 memiliki kecepatan 4,4 mach (kecepatan suara).
Uji coba peluncuran itu dilakukan di Instalasi Uji Terbang Lapan, Pameungpeuk, Jawa Barat, Kamis, 2 Juli 2009. Uji coba itu disaksikan Menteri Negara Riset dan Teknologi, (Menristek) Dr. Kusmayanto Kadiman dan Kepala BPPT Marzan A. Iskandar.
8. Senjata Serbu Pindad
Dalam menyeleksi tentara yang tangguh, tidak semudah yang kita bayangkan. Karena seluruh pasukan khusus di dunia dinilai kinerjanya dengan parameter dari berbagai pengamat militer dan ahli sejarah dunia.
Nah, Kopassus ternyata mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan individu. Termasuk di dalamnya bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, gerilya, daya tahan, membuat perangkap, dan lain-lain.
Meskipun tidak bergantung kepada persenjataan yang mutakhir, akan tetapi Kopassus memiliki skill atau keahlian. Konon, skill atau keahlian satu orang anggota Kopassus sama dengan lima orang tentara biasa. Dan hal ini yang menyebabkan Kopassus ditakuti oleh pasukan dari negara lain. Tidak seperti Amerika yang selalu mengandalkan persenjataan dengan tekhnologi mutakhirnya.
Beberapa waktu yang silam, embargo senjata membuat Kopassus harus mencari alternatife senjata lain. Meski sebenarnya mereka sudah mempunyai beberapa senjata seperti MP5, HK, AK47, Steyr AUG dan lain sebagainya.
Opss, tapi tunggu dulu! Bukan senjata itu yang Divine Post akan bahas kali ini, melainkan senjata SS1 (Senapan Serbu 1) buatan PT. Pindad Indonesia.
Dari sejarahnya SS1 dibeli lisensinya dari Belgia yang bernama Fabrique Nationale (FN). Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4.01 kg.
SS1 juga dikenal akan akurasinya yang tinggi bila dibandingkan dengan M16 buatan Amerika dan AK47 buatan Rusia, namun daya tahannya masih dibawah AK47 dan di atas M16.
Meski sudah berumur puluhan tahun, tapi sampai sekarang kegunaannya masih bisa dihandalkan. Bahkan di tubuh TNI masih bercokol SS1 sebagai Senjata standart pasukannya.
Medan pertempuran di Aceh, Timor timur dan Papua sudah cukup membuktikan tentang kemampuan SS1 di lapangan sebenarnya. Dan tidak benar bila ada yang mengatakan bahwa SS1 larasnya mudah sekali melengkung atau bengkok bila senjata di tembakkan secara terus menerus. Karena kenyataan di lapangan tidak ada bahkan tidak pernah ditemukan fakta-fakta yang mendukung ungkapan dan isu tersebut. Padahal Pindad akan merasa senang sekali bila ada yang melaporkan setiap ketidakberesan yang dialami SS1 ciptaannya tersebut, karena bisa digunakan sebagai penelitian ulang dan memperbaiki kualitasnya agar lebih bagus.
Seiring dengan kebutuhan pasukan yang begitu kompleks, SS-1 di modofikasi menjadi SS-2000 (SS3-v1).
Di mana awalnya SS-1 terasa terlalu panjang bagi prajurit Kopassus yang membutuhkan senjata berukuran ringkas untuk operasi-operasi khusus. Oleh karena itu, SS-1 di modifikasi menjadi format bullpup (mekanisme senjata di belakang pelatuk -red). Tujuannya adalah agar ukuran menjadi ringkas tapi jarak tembak setara SS-1 standar.
Dan berikut spesifikasi SS-2000 yang merupakan gabungan dari beberapa senjata yang sudah ada :
a. SS1(Senapan Serbu 1):
SS1 adalah singkatan dari Senapan Serbu 1, senapan serbu yang banyak digunakan oleh TNI dan POLRI. Senapan ini diproduksi oleh PT. Pindad Bandung, berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4,01 kg. Senapan ini bersama-sama dengan M16, Steyr AUG dan AK-47 menjadi senapan standar TNI dan POLRI, tapi karena diproduksi di Indonesia, senapan ini paling banyak digunakan.
Detail desain
SS-1 diproduksi dalam 2 konfigurasi utama, yaitu senapan standard dan karabin pendek. Versi senapan standar disebut SS1-V1 (FNC “Standard” Model 2000) dan karabin disebut SS1-V2 (FNC “Short” Model 7000). Kedua varian diatas dilengkapi dengan barrel yang berisi pelintiran tembakan tangan kanan sepanjang 178 mm (untuk stabilisasi mengantisipasi peluru SS109 belgia yang lebih berat).
Varian
SS1-V1 — Varian dasar bagi SS1. Laras standar dengan popor lipat.
SS1-V2 — Varian pendek dari SS1, larasnya diperpendek.
SS1-V3 — Varian standar dengan popor tetap.
SS1-V4 — Serupa dengan varian V1, ditambah dengan teleskop.
SS1-V5 — Varian terkecil dari semua varian dengan laras 252 mm dan berat 3,37 kg dan popor lipat. Dirancang untuk teknisi, operator artileri, kru tank, paukan garis belakang, dan pasukan khusus.
SS1-R5 Raider — Sub varian V5 yang dirancang khusus untuk pasukan khusus terbaru TNI Raider. R adalah kependekan dari Raider dan R5 dibuat khusus untuk batalyon ini saja. SS1-R5 memiliki rancangan lebih ramping dan ringan.
SS1 seri M — Dibuat untuk korps Marinir. Dengan proses pengecatan spesial untuk menahan air laut dan tidak mudah berkarat. Varian ini dirancang untuk tetap dapat digunakan setelah masuk lumpur atau pasir. Terdapat tiga varian: M1 dengan laras panjang dan popor lipat; M2 dengan laras pendek dan popor lipat; dan M5 Commando.
Sabhara V1-V2 — Pengembangan varian ini dikhususkan untuk kepolisian, yaitu perlunya kemampuan melumpuhkan bukan membunuh. Varian ini menggunakan peluru 7,62 x 45 mm PT Pindad.
b. SS2(Senapan Serbu 2):
SS2, singkatan dari Senapan Serbu 2, adalah senapan serbu buatan PT Pindad yang, merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. SS2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, memiliki berat yang lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2
c. SS3(Senapan Serbu 3):
Negara asal : Indonesia
Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad
Kapasitas magazine : 30 peluru
Mekanisme : Gas operated, rotating bolt
Berat : 3,4 kg (loaded)
Rate of fire : 750 rpm
Jarak efektif : s/d 600 m (SS 3 V1 & V2), +1000 m
(SS3 V4 Sharpshooter).
d. P2(Pistol 2):
Produk Pindad yg dibuat untuk agen khusus,pasukan khusus,pilot sama pengendara tank yaitu pistol serbu,punya kaliber 5,56 x 45mm (sama kaya senapan serbu),desainnya mirip kaya pistol robocop basisnya dari P2 yg dah sering dipake dikalangan TNI.
Untuk pelurunya dah dibuat di pabrik nya di malang jadi emang tergolong khusus.
Jadi, banggalah jadi bangsa Indonesia. Hidup Indonesia !!!! Merdeka!!!
Seperti diketahui Australia juga menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia komunikasi anti sadap. Pesawat ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300 mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan memaksimalkan kemampuan teknologi intip mengintipnya pada latihan gabungan angkatan udara 6 negara ini.
Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh. Selain keunggulan udara jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar. Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di Rusia sangat menggentarkan karena mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr. Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh.
Dengan sekali isi ulang avtur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan. Instrumen avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display). Sistem navigasi terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P. Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom. Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2 perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot. Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan betapa bergengsinya pitch black ini. Selain jet tempur Australia menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C. Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550 sementar Indonesia mengirim 2 Hercules. Diantara semua negara peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya karena seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur. Mereka hanya mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat. Dan ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antar negara diharapkan mampu memberikan kualitas pengalaman bagi personil militer masing-masing negara terutama dalam mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan. Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu disamping menjalani diplomasi militer tentunya.
2. PESAWAT TEMPUR SUPER TUCANO
Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara terus memperkuat alat utama sistem persenjataan. Sabtu, 1 September kemarin, empat pesawat super tucano dari Brasil tiba di Indonesia.
Pembelian enam pesawat itu dimaksudkan untuk memperkuat skuadron udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang. Pesawat buatan Brasil 16 unit itu dibeli dengan total biaya USD 143 juta atau sekira Rp1,3 triliun. Pembelian ini dilakukan dalam beberapa tahap.
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau), Marsdya TNI Dede Rusamsi mengatakan, untuk tahap pertama didatangkan empat pesawat yang telah tiba di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Sabtu kemarin.
"Tahap selanjutnya, pada bulan Januari 2013 akan tiba empat pesawat lagi dan seterusnya hingga lengkap 16 buah pesawat. Setiap tahapnya akan dikirim empat buah pesawat," ujar Dede di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur kemarin.
Pesawat Super Tucano TNI AU ini memiliki warna dasar doreng abu-abu dengan tambahan lukisan moncong hiu berwarna merah atau cocor merah sesuai tradisi skuadron sejak pesawat P-51 Mustang.
"Pemilihan warna ini sudah sesuai dengan survei di mana dengan warna ini berguna dalam hal kamuflase disesuaikan dengan kondisi Indonesia yang bergunung dan berbukitm" jelasnya.
Dede menambahkan pesawat ini sudah lama dinantikan. Ke depan pesawat ini akan digunakan untuk melindungi kedaulatan di seluruh wilayah NKRI.
Menurut dia, pesawat yang dibeli TNI AU ini adalah tipe EMB-314 berkemampuan serang antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (closed air support), penyekatan (interdiction) dan pertahanan udara (kecepatan rendah), dengan kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara (air surveillance).
"Pesawat ini bermesin tunggal Turboprop Pratt & Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda dan sanggup terbang sejauh 1400 km atau 3,5 jam terbang namun bila ditambah drop tank atau tangki tambahan mampu terbang lebih jauh sejauh 2.855 km/jam atau 7,5 jam terbang. Kecepatan pesawat maksimum 320 knot/580 kmph dengan kecepatan o[erasi normal 280 knot/500 kmph," jelasnya.
Kedatangan empat pesawat Super Tucano yang memiliki warna dasar doreng abu-abu dengan nomor ekor TT-3101, TT-3102, TT 3103 dan TT 3104 ini diterbangkan langsung dari pabrik Embarer di San Jose dos Campos Brasil pada tanggal 20 Agustus 2012 dipimpin oleh Kapten Pilot Carlos Alberto beserta tujuh pilot lainnya yang melintasi 12 negara dimulai dari Brasil, Cape Verde, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, dan Thailand. Rencananya, Minggu 2 September hari ini, keempat pesawat itu akan tiba di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.
Ia menambahkan sebelum diterbangkan ke Indonesia keempat pesawat ini telah mendapat pemeriksaan meliputi klarifikasi dokumen, pencocokkan komponen pesawat, interior pesawat dan uji terbang yang melibatkan personel ahli dan penerbang uji TNI AU.(*/pap)
3. Kapal Perang KRI
Ciri khas Yakhont dilengkapi air intake mirip pesawat tempur MIG era masa lalu
Rudal Yakhont/P-800/Brahmos merupakan rudal buatan rusia yang hanya digunakan oleh 3 Negara saja di dunia ini.yaitu Rusia,Indonesia dan India.di India rudal ini dinamakan Brahmos,karena India sendiri mendapatkan lisensi untuk membuat rudal ini di India.rudal yang memiliki jarak tembak 300KM dengan kecepatan 2,5 Mach atau 2 Kali Lebih kecepatan suara.rudal ini dapat ditembakkan di lewat Darat,Laut(Kapal Perang) dan Pesawat Tempur.namun rudal ini lebih condong diluncurkan lewat Kapal Perang ataupun di Darat.karena rudal in sangat berat dan terbilang besar sehingga kurang cocok jika diluncurkan di pesawat tempur.
Untuk pertama kalinya pada hari Rabu, 20 April 2011, sebuah rudal Yakhont berhasil di ujicoba tembak oleh TNI AL di perairan selat sunda (Samudera Hindia). Lewat ujicoba ini akhirnya ditehaui penempatan Yakhont, yakni di jenis frigat TNI AL kelas Van Speijk buatan Belanda. Saat ujicoba 20 April, Yakhont diluncurkan dari KRI Oswal Siahaan (354). Dalam ujicoba, sasaran tembak Yakhont berada di lintas cakrawala, yakni menghantam target dengan jarak 135 mil laut atau sekitar 250 km. Target Yakhont adalah eks KRI Teluk Bayur (502), sebuah LST (landing ship tank) keluaran tahun 1942 yang dibuat di Amerika Serikat.
untuk kawasan Asean saat ini Rudal Yakhont yang dimiliki indonesia lah yang sangat canggih di Asean untuk kelas rudal permukaan-permukaan dan permukaan-daratan.
Menurut informasi dari situs Kementrian Pertahanan RI, saat ini 16 KRI sudah dipasang rudal Yakhont, yaitu enam pada kapal jenis frigat dan 10 di kapal perang Korvet. Masing-masing frigat dipasang delapan unit Yakhont sedangkan Korvet sebanyak empat unit. Pemasangan dilakukan sepenuhnya oleh PT PAL Surabaya.
- KCR KLEWANG
Tanpa banyak gembar-gembor, TNI AL kini punya kapal perang berdesain tercanggih. Hebatnya, kapal perang itu dirancang dan dibuat di dalam negeri, tepatnya di galangan kapal North Sea Boats di Banyuwangi, Jawa Timur.
Melihat penampilannya, kapal perang yang bisa digolongkan sebagai kapal cepat rudal (KCR) ini memang segarang namanya yaitu KRI Klewang. Desainnya yang mengambil bentuk trimaran alias kapal berlunas tiga jelas tidak biasa. Bahkan desain kapal perang seperti ini selama ini baru diadopsi oleh AS dan sejumlah negara Eropa, itu pun belum dipergunakan secara luas.
Yang tak kalah unik adalah material pembuat bodinya yang terbuat dari serat karbon vinylester, yang diaplikasikan untuk membuat bodi yang juga berdesain siluman ataustealth, yang membuat kapal perang ini lebih sulit dideteksi radar. Kapal ini dibuat setelah melalui proses riset dan pengembangan selama 24 bulan dengan menggandeng perusahaan desain kapal asal Selandia Baru, LOMOCean.
Seperti dijelaskan dalam rilis dari North Sea Boats, penggunan bahan baku carbon foam sandwich untuk aplikasi kapal dalam skala yang luas seperti ini adalah suatu hal yang belum pernah dilakukan di luar Eropa dan merupakan suatu representasi kemutakhiran teknologi di bidang rekayasa structural dan produksi. Salah satu rujukan desain kapal ini adalah trimaran kapal balap Earthrace, pemegang rekor keliling dunia tercepat.
Desain trimaran yang diadopsi ini, dengan lambung yang dangkal, disebut memberikan kemampuan pada kapal untuk berpatroli di kawasan pesisir yang dangkal. Bentuk lambung dirancang agar kapal dapat melaju dengan kecepatan yang tinggi namun dengan tetap memperhatikan kenyamanan untuk beroperasi di perairan garis pantai kepulauan di Indonesia.
Desain dan material pembuat bodi kapal itu menawarkan banyak keunggulan, di antaranya lebih ringan, namun sekaligus lebih kuat dan tahan lama karena material komposit serat karbon tidak akan berkarat dengan batas kelelahan material (material fatigue) lebih tinggi. Sistem penggeraknya ditenagai mesin diesel MAN Marine V 12 dan waterjet MJP 550 yang terletak di lunas tengah dan juga di masing lunas kiri dan kanan guna menghasilkan tenaga pendorong yang maksimum dan kemampuan bermanuver yang baik.
Kapal sepanjang 63 meter yang memiliki tiga lantai dek ini bakal diawaki 29 personel. Untuk mendukung operasinya, kapal ini bisa membopong perahu motor jenis Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) sepanjang 11 meter) yang dapat dipergunakan untuk penerjunan personel pasukan khusus.
KRI Klewang bisa dipersenjatai dengan aneka rudal permukaan-ke-permukaan serta meriam dan senjata tembak cepat sebagai sarana beladiri yang bisa diletakkan tersembunyi di dalam bodi kapal sehingga menjamin keunggulan kapal berdesain siluman ini agar tak mudah dideteksi radar. (northseaboats.com)
Agar kemampuannya segarang namanya, KRI Klewang dipersiapkan untuk bisa dipersenjatai dengan berbagai tipe/sistim rudal, seperti rudal permukaan-ke-permukaan C705 buatan China, RBS15, Penguin atau Exocet, meriam 40–57 mm serta senjata tembak cepat Close in Weapon System (CIWS). Senjata atau rudal ini dapat ditempatkan di bagian tertinggi di atas dek, yang mana hal ini akan memberikan kemampuan penglihatan dan penembakan yang baik. Sensor juga dapat ditempatkan di bagian yang sama. Kesemua hal tersebut tidak akan mengurangi stabilitas kapal ini.
Setelah jadi dan diluncurkan dari galangannya akhir Agustus lalu, kapal ini masih akan menjalani serangkaian uji coba di laut serta pemasangan sistem deteksi dan persenjataan. Kapal pertama dari empat kapal bertipe serupa yang dipesan TNI AL ini ditargetkan bisa beroperasi penuh pada awal 2013.
Spesifikasi Umum:
Panjang total: 63 meter
Lebar: 16 meter
Batas air: 1,2 meter
Kecepatan maksimal: 30+ knots
Daya jangkau: 2.000+ mil laut
Kapasitas tangki BBM: 50.000 liter
Mesin utama: 4 x MAN Marine Diesel
5. Kapal Selam tipe BNV
Sehubungan dengan kerja sama militer antara Rusia dan Indonesia, Ivanov menekankan tentang kerja sama antara angkatan laut kedua negara. Sebagai negara kepulauan yang terluas di dunia, ujarnya, Indonesia perlu memiliki angkatan laut yang kuat. Indonesia telah membeli kapal selam tipe BNV dengan tipe terbaru dengan teknologi termodern dari Rusia. Kapal selam ini antara lain mampu mengejar target dalam posisi di dalam laut ataupun di permukaan laut.
6. TANK
A. TANK BMP-3F
Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontrak pembelian 37 unit tank BMP-3F seri kedua buatan Rusia. Tank-tank tersebut nantinya akan digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk memenuhi kebutuhan pertahanan.
Dari segi teknologi, kendaraan tempur ini diklaim hampir sempurna. BMP-3F dipersenjatai meriam 100 mm, senapan mesin 7.62 mm, serta peluru kendali anti-tank sehingga bisa digunakan untuk pertarungan langsung.
BMP-3F memiliki bobot kurang lebih 18,7 ton, panjang sekitar 7,2 meter, lebar 3,3 meter dan tinggi 2,45 meter. Kapasitas awak tiga orang serta tujuh personel pasukan bersenjata lengkap. Tank ini memiliki lapisan pelindung lebih tebal dari pengangkut personel lapis baja. Kendaraan ini juga sudah dipakai untuk menggantikan peran tank ringan.
Dari segi bobot, BMP-3F merupakan kendaraan tempur kavaleri terberat yang yang dimiliki Korps Marinir saat ini. Bila dibanding tank-tank ringan milik TNI-AD, BMP-3F dinilai jauh lebih unggul dengan adopsi kanon 100 mm.
Selain Indonesia dan Rusia, BMP-3F ini juga telah digunakan angkatan bersenjata Ukraina, Sri Lanka, Siprus, Kuwait, Uni Emirat Arab dan Korea Selatan.
Pengadaan tank produksi Rosoboronext ini bukanlah pertama kalinya dilakukan. Pada tahun 2008 Indonesia telah membeli 17 unit BMP.
Secara teori dan fungsi asasinya, Tank BMP-3F masuk dalam kelas tank angkut personel atau dikenal sebagai kendaraan tempur infanteri (Infantry Fighting Vehicle/IFV) dan juga dikenal sebagai sebuah kendaraan tempur infanteri mekanis (also known as a Mechanized Infantry Combat Vehicle / MICV). Tank BMP-3F adalah variant dan menjadi penerus dari generasi BMP-2/BVP-2, tapi BMP-3F didisain dengan persenjataan(armament) yang lumayan “menakutkan” dikelasnya. Dari beberapa varian BMP-3, tipe 3F dirancang dengan kemampuan untuk bisa berenang di air dengan lebih baik, yakni mampu menerjang ombak laut di level 2, dan bisa beroperasi di laut selama 7 jam. Untuk menunjang kemampuan amfibinya, BMP-3F juga dilengkapi dengan snorkel.
Senjata andalan BMP-3F adalah kanon kaliber 100 mm. Kanon ini dirancang untuk menembakkan peluru/roket non-kendali (shell) dan termasuk dalam kategori balistik sedang, dengan kecepatan tembak pada low rate of fire berkisar antara 200-300 peluru/menit dan pada high rate of fire berkisar antara 550 peluru/menit. Selain itu terdapat platform peluncur rudal kendali anti tank (Anti Tank Guide Missile/ATGM), baik yang diluncurkan langsung melalui laras meriam (laser guided system) maupun yang terpasang pada badan Ranpur.
Konstruksi persenjataan BMP-3F merupakan penggabungan dalam satu komponen(single-turet): meriam, peluncur roket berkaliber 100 mm, kanon otomatis berkaliber 30 mm dan mitraliur berkaliber 7,62 mm. Dengan penggabungan ini memungkinkan kru tank dapat memilih model keperluan penggunaan senjata yang tersedia dikaitkan dengan situasi, kondisi serta medan tempur, tergantung sasaran yang dipilih untuk dihancurkan baik sasaran di darat, laut maupun udara.
BMP-3F memiliki berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang 8 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 2,5 meter, kapasitas awak 3 orang serta 7 personel infanteri bersenjata lengkap. Bila dipandang dari segi bobot, BMP-3F kini menduduki kendaraan tempur kavaleri terberat yang yang dimiliki Korps baret ungu, bahkan menjadi arsenal ranpur kelas berat nomer satu dibanding beragam jenis tank yang dimiliki TNI-AD. Bila dibanding tank-tank ringan milik TNI-AD, BMP-3F jauh lebih unggul dengan adopsi kanon 100 mm.
Sebagai perbandingan, andalan kavaleri TNI-AD sampai kini masih bertumpu pada kanon 90 mm cockerill, seperti yang terdapat pada tank Scorpion. BMP-3F mampu "berlari" dengan kecepatan 45 km/jam di medan berlumpur, 70 km/jam di jalan raya dan 10 km/jam di air dan mampu berjalan mundur dengan kecepatan 20 km/jam serta memiliki kemampuan jelajah 600 km/jam.
Hadirnya kendaraan tempur "canggih" Tank BMP-3F memperkuat jajaran Korps Marinir TNI AL sudah barang tentu akan meningkatkan kemampuan daya tempur dalam mengemban tugas pokok sebagai pasukan pendarat amfibi dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Peningkatan kemampuan daya tempur (kolabirasi daya gerak dan daya tembak) tersebut sekaligus akan membawa konsekwensi bahwa, satuan-satuan kavaleri marinir tidak lagi berperan hanya sebagai unsur bantuan dalam suatu operasi, baik pada operasi serangan maupun dalam operasi pertahanan. Akan tetapi, dengan multi kelebihan yang dimiliki kendaraan tempur Tank BMP-3F, maka satruan-satuan kavaleri marinir dapat berperan sebagai satuan manuver layaknya seperti satuan infanteri.
B. TANK LEOPARD
Leopard Revolution atau Ri adalah salah satu varian terbaru yang merupakan pengembangan dari Leopard 2A4. Tank ini diproduksi oleh pabrik persenjataan berat Jerman, Rheinmetall. Leopard Revolution pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010, dan menurut analis militer tank ini juga sering disebut sebagai Leopard 2A4 Evolution. Leopard 2A4 sendiri adalah salah satu varian Leopard 2 yang paling banyak diproduksi dan dipakai di banyak negara dalam jumlah besar.
Dari segi harga, Leopard Revolution jauh lebih mahal dari varian 2A4 yaitu AS$1,7 juta per unit, atau kalau dirupiahkan senilai 16,3 miliar rupiah per unit. Sementara varian 2A4 harganya "hanya" AS$700 ribu atau 6,7 miliar per unit.
Kemampuan
Dari segi tampilan, memang ada perbedaan di antara kedua tank yang memang "bersaudara" ini. Yang paling jelas terlihat perbedaannya adalah pada turret (kubah) meriamnya. Leopard Revolution memiliki turret meriam yang sisinya bersudut miring dan tajam, sementara 2A4 turretnya berbentuk kotak. “Visi dan misi” kedua varian ini pun berbeda.
Sang pendahulu yaitu Leopard 2A4 yang dikembangkan di era 1980-an mengangkat konsep peperangan kala itu yaitu perang terbuka melawan Blok Timur Uni Soviet di medan terbuka. Sementara Leopard Revolution sebagai generasi tahun 2000 dirancang untuk diterjunkan pada peperangan yang pada praktiknya justru paling banyak dijalani negara-negara Barat saat ini yaitu perang gerilya dan perang kota, seperti yang dihadapi pasukan NATO di Afghanistan dan belajar dari apa yang dialami pasukan AS dan Inggris di Irak - Pada perang Teluk I, Irak memenangi perang kota walaupun harus menghadapi musuh yang besar yaitu AS dan Inggris berikut koalisinya-.
Karakteristik dan Spesifikasi | |
Masuk Layanan | 2010 |
Kru | 4 (komandan, driver, shooter, loader) |
Bobot | 60 ton |
Panjang dengan meriam | 9,7 m |
Panjang tanpa meriam | 7,7 m |
Lebar | 3,7 m |
Tinggi | 2,5 m |
Senjata utama | 120 mm smoothbore |
Senapan mesin | 12,7 mm dan 7,62 mm (remot kontrol) |
Sudut tinggi tembak | -9 hingga+20 derajat |
Sudut putar meriam | 360 derajat |
Mesin | MTU MB-837 Ka501 turbocharge diesel 1.500hp |
Kecepatan Maksimal | 70 km/jam |
Jangkauan operasional | 500km |
Halangan vertikal | 1,15 m |
Medan air | 1 m (spontan) atau 4 m (dengan snorkel) |
Referensi : Military Today & Solopost
7. Rudal Produksi dalam Negeri
Indonesia sukses melakukan uji coba terbang roket RX-420, Kamis, 2 Juli kemarin. Roket dengan jarak tempuh 101 kilometer dan dapat mencapai ketinggian 53 kilometer itu merupakan roket terbesar yang pernah diuji.
Uji terbang roket itu merupakan tahapan untuk membangun Roket Pengorbit Satelit (RPS) yang diharapkan terbang pada 2014. Roket ini memiliki sudut elevasi (kemiringan) 700. Selain itu, RX-420 memiliki kecepatan 4,4 mach (kecepatan suara).
Uji coba peluncuran itu dilakukan di Instalasi Uji Terbang Lapan, Pameungpeuk, Jawa Barat, Kamis, 2 Juli 2009. Uji coba itu disaksikan Menteri Negara Riset dan Teknologi, (Menristek) Dr. Kusmayanto Kadiman dan Kepala BPPT Marzan A. Iskandar.
8. Senjata Serbu Pindad
Komando Pasukan Khusus atau yang akrab dikenal istilah Kopassus merupakan pasukan favorit tim redaksi bimo-divinepost.blogspot.com. Mengapa? Ya, karena salah satunya Tentara Nasional Indonesia yang satu ini telah masuk peringkat tiga dunia dalam acara TV Discovery Channel Military.
Dalam menyeleksi tentara yang tangguh, tidak semudah yang kita bayangkan. Karena seluruh pasukan khusus di dunia dinilai kinerjanya dengan parameter dari berbagai pengamat militer dan ahli sejarah dunia.
Nah, Kopassus ternyata mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan individu. Termasuk di dalamnya bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, gerilya, daya tahan, membuat perangkap, dan lain-lain.
Meskipun tidak bergantung kepada persenjataan yang mutakhir, akan tetapi Kopassus memiliki skill atau keahlian. Konon, skill atau keahlian satu orang anggota Kopassus sama dengan lima orang tentara biasa. Dan hal ini yang menyebabkan Kopassus ditakuti oleh pasukan dari negara lain. Tidak seperti Amerika yang selalu mengandalkan persenjataan dengan tekhnologi mutakhirnya.
Beberapa waktu yang silam, embargo senjata membuat Kopassus harus mencari alternatife senjata lain. Meski sebenarnya mereka sudah mempunyai beberapa senjata seperti MP5, HK, AK47, Steyr AUG dan lain sebagainya.
Opss, tapi tunggu dulu! Bukan senjata itu yang Divine Post akan bahas kali ini, melainkan senjata SS1 (Senapan Serbu 1) buatan PT. Pindad Indonesia.
Dari sejarahnya SS1 dibeli lisensinya dari Belgia yang bernama Fabrique Nationale (FN). Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4.01 kg.
SS1 juga dikenal akan akurasinya yang tinggi bila dibandingkan dengan M16 buatan Amerika dan AK47 buatan Rusia, namun daya tahannya masih dibawah AK47 dan di atas M16.
Meski sudah berumur puluhan tahun, tapi sampai sekarang kegunaannya masih bisa dihandalkan. Bahkan di tubuh TNI masih bercokol SS1 sebagai Senjata standart pasukannya.
Medan pertempuran di Aceh, Timor timur dan Papua sudah cukup membuktikan tentang kemampuan SS1 di lapangan sebenarnya. Dan tidak benar bila ada yang mengatakan bahwa SS1 larasnya mudah sekali melengkung atau bengkok bila senjata di tembakkan secara terus menerus. Karena kenyataan di lapangan tidak ada bahkan tidak pernah ditemukan fakta-fakta yang mendukung ungkapan dan isu tersebut. Padahal Pindad akan merasa senang sekali bila ada yang melaporkan setiap ketidakberesan yang dialami SS1 ciptaannya tersebut, karena bisa digunakan sebagai penelitian ulang dan memperbaiki kualitasnya agar lebih bagus.
Seiring dengan kebutuhan pasukan yang begitu kompleks, SS-1 di modofikasi menjadi SS-2000 (SS3-v1).
Di mana awalnya SS-1 terasa terlalu panjang bagi prajurit Kopassus yang membutuhkan senjata berukuran ringkas untuk operasi-operasi khusus. Oleh karena itu, SS-1 di modifikasi menjadi format bullpup (mekanisme senjata di belakang pelatuk -red). Tujuannya adalah agar ukuran menjadi ringkas tapi jarak tembak setara SS-1 standar.
Dan berikut spesifikasi SS-2000 yang merupakan gabungan dari beberapa senjata yang sudah ada :
- Setiap sistem operasi mengadopsi sistem gas piston milik AK 47 serta pendahulunya SS1, SS2, FN Fal, FN Fnc, Steyr AUG yang sudah terbukti kehandalannya.
- Dengan layout bullpup di mana pasokan amunisi berada di belakang triger group/pelatuk, sosok senapan dapat dipangkas sampai 25 % tanpa mengurangi performa balistik. Sosok senjata yang ringkas sangat mendukung dalam skenario PJD/ pertempuran jarak dekat (close quarter battle); sesuai digunakan dalam operasi antiteror yang kerap terjadi di dalam bangunan/gedung yang memiliki ruang gerak sempit. Keuntungan lain adalah sosok senapan yg ringkas menyesuaikan dengan postur tubuh rata-rata orang Asia.
- Dari segi receiver/bodi senjata, 70% material SS3 dibuat dengan bahan high resistant impact polymer ala Steyr AUG yang ringan namun kuat. Dari segi design, receiver tempat maknisme dan masuknya magazine, handguard, dan pistol grip masih setia menganut model SS2.
- Selain itu, senjata ini dilengkapi dengan picatiny rail yang dipasang secara kuadrupel (4 sisi); atas, kanan, kiri, serta di bawah handguard, sehingga menawarkan akomodasi penggunaan optik dan aksesori pendukung yang fleksibel; ex: pemasangan front grip pada SS3 V1 untuk mempermudah akuisisi target ataupun bipod seperti varian SS3 V4 Sharpshooter.
- Sistem bidik bawaan standar masih memakai model pisir pejera berbentuk carrying handle milik SS2. Khusus pejera, dapat dilipat ke bawah dan menyatu dengan tabung gas saat tidak digunakan. Berkat adannya picatiny rail, operator dapat menggantinya dengan optik sesuai dengan tuntutan operasi/kebutuhan (SS3 V3 CQB yang dipasangkan dengan optik Meprolight M21 buatan Israel/ SS3 V4 sharpshooter dengan optik lansiran Pindad).
- Cocking handle/tuas pengokang berada di atas handguard pada kesua sisi senjata sehingga memudahkan operator, terutama operator kidal untuk mengokang senjata.
- Ejection port/lubang keluarnya selongsong peluru dibuat pada kedua sisi. Sekali lagi untuk menghindarkan operator kidal dari lontaran selongsong panas. Sama dengan sistem yang dianut Steyr AUG, operator cukup memasang left bolt assembly dan menutup ejection port yang kiri sehingga selongsong keluar lewat kanan.
- Fire selector/tuas pilih mode tembakan juga dibuat ambidextrous/dibuat pada kedua sisi.
- Semua varian SS3 dapat dipasangkan dengan bayonet bawaan SS1, SS2, maupun M16 (bayonet m7) sehingga masih bisa digunakan dalam hand to hand combat. Selain itu, model bayonet yang sama akan mempermudah urusan logistik TNI nantinya.
- Untuk menambah daya pukul, varian SS3 V1 dan V3 dapat dipasangi pelontar granat baik itu SPG 1 (senapan pelontar granat standar TNI buatan Pindad) maupun SPG 2 (model senapan pelontar granat untuk FN F 2000). Sebagai pembidik, kedua varian diatas dilengkapi dengan leaf dan quadrant sight yang menjamin akurasi sampai 400m.
- Khusus pada varian SS3 V4 sharpshooter, laras senapan memiliki profil heavy barrel untuk menjamin daya tahan laras saat sustained fire (rentetan panjang) sekaligus akurasi pada jarak jauh. Dapat dilengkapi lightweight bipod untuk menstabilkan senjata. Sistem bidik standar dapat diganti dengan FN scope yg telah dimiliki oleh inventori TNI ataupun memasangkannya dengan optik buatan pindad lainnya.
- Laras pada semua varian SS3 dipasang dengan teknik free floating barrel sehingga menjamin akurasi sejak pertama kali senjata ditembakkan.
a. SS1(Senapan Serbu 1):
SS1 adalah singkatan dari Senapan Serbu 1, senapan serbu yang banyak digunakan oleh TNI dan POLRI. Senapan ini diproduksi oleh PT. Pindad Bandung, berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4,01 kg. Senapan ini bersama-sama dengan M16, Steyr AUG dan AK-47 menjadi senapan standar TNI dan POLRI, tapi karena diproduksi di Indonesia, senapan ini paling banyak digunakan.
Detail desain
SS-1 diproduksi dalam 2 konfigurasi utama, yaitu senapan standard dan karabin pendek. Versi senapan standar disebut SS1-V1 (FNC “Standard” Model 2000) dan karabin disebut SS1-V2 (FNC “Short” Model 7000). Kedua varian diatas dilengkapi dengan barrel yang berisi pelintiran tembakan tangan kanan sepanjang 178 mm (untuk stabilisasi mengantisipasi peluru SS109 belgia yang lebih berat).
Varian
SS1-V1 — Varian dasar bagi SS1. Laras standar dengan popor lipat.
SS1-V2 — Varian pendek dari SS1, larasnya diperpendek.
SS1-V3 — Varian standar dengan popor tetap.
SS1-V4 — Serupa dengan varian V1, ditambah dengan teleskop.
SS1-V5 — Varian terkecil dari semua varian dengan laras 252 mm dan berat 3,37 kg dan popor lipat. Dirancang untuk teknisi, operator artileri, kru tank, paukan garis belakang, dan pasukan khusus.
SS1-R5 Raider — Sub varian V5 yang dirancang khusus untuk pasukan khusus terbaru TNI Raider. R adalah kependekan dari Raider dan R5 dibuat khusus untuk batalyon ini saja. SS1-R5 memiliki rancangan lebih ramping dan ringan.
SS1 seri M — Dibuat untuk korps Marinir. Dengan proses pengecatan spesial untuk menahan air laut dan tidak mudah berkarat. Varian ini dirancang untuk tetap dapat digunakan setelah masuk lumpur atau pasir. Terdapat tiga varian: M1 dengan laras panjang dan popor lipat; M2 dengan laras pendek dan popor lipat; dan M5 Commando.
Sabhara V1-V2 — Pengembangan varian ini dikhususkan untuk kepolisian, yaitu perlunya kemampuan melumpuhkan bukan membunuh. Varian ini menggunakan peluru 7,62 x 45 mm PT Pindad.
b. SS2(Senapan Serbu 2):
SS2, singkatan dari Senapan Serbu 2, adalah senapan serbu buatan PT Pindad yang, merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. SS2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, memiliki berat yang lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2
Spesifikasi & Negara Pengguna Produk PT. PINDAD |
c. SS3(Senapan Serbu 3):
Negara asal : Indonesia
Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad
Kapasitas magazine : 30 peluru
Mekanisme : Gas operated, rotating bolt
Berat : 3,4 kg (loaded)
Rate of fire : 750 rpm
Jarak efektif : s/d 600 m (SS 3 V1 & V2), +1000 m
(SS3 V4 Sharpshooter).
d. P2(Pistol 2):
Produk Pindad yg dibuat untuk agen khusus,pasukan khusus,pilot sama pengendara tank yaitu pistol serbu,punya kaliber 5,56 x 45mm (sama kaya senapan serbu),desainnya mirip kaya pistol robocop basisnya dari P2 yg dah sering dipake dikalangan TNI.
Untuk pelurunya dah dibuat di pabrik nya di malang jadi emang tergolong khusus.
Jadi, banggalah jadi bangsa Indonesia. Hidup Indonesia !!!! Merdeka!!!
ConversionConversion EmoticonEmoticon